Bedhol Projo, sebuah tradisi unik yang menjadi bagian dari kearifan lokal Desa Sambirejo, berlangsung meriah dengan rangkaian acara yang memadukan tradisi, seni, dan hiburan. Acara ini diadakan pada 8 Desember 2024 yang dilaksanakan di dua tempat yaitu Tebing Breksi Piroklastik dan Kalurahan Sambirejo dengan mengusung tema “Sengkut Gumregut Gumegrah” yang penuh semangat dengan berbagai kegiatan yang menarik wisatawan dan masyarakat setempat.
Sejarah Singkat Pemerintah Desa Sambirejo
Istilah “Bedhol Projo” berasal dari dua kata, yaitu “bedhol” yang berarti memindahkan dan “projo” yang mengacu pada desa atau pemerintahan. Dalam konteks ini, Bedhol Projo merupakan momen penting dalam sejarah pemerintahan Desa Sambirejo.
Pemerintah Desa Sambirejo pertama kali berdiri pada tanggal 27 April 1927. Pada masa itu, Desa Sambirejo termasuk dalam wilayah Kapanewon Prambanan, Kabupaten Sleman. Sebelum menempati kantor kelurahan yang ada saat ini di Padukuhan Gunungsari, kantor pemerintahannya berada di wilayah Groyokan Sambirejo, yang sekarang menjadi bagian dari Padukuhan Nglengkong. Pada masa itu, desa ini dikenal dengan nama Kalurahan Groyokan.
Pemimpin pertama atau lurah yang menjabat di Desa Sambirejo adalah Kyai Wongso Semito. Setelah Kyai Wongso Semito menyelesaikan masa jabatannya, posisi lurah dilanjutkan oleh:
- Kyai Atmo Dimejo
- Bp. H. Ngadiman
- Bp. Sukardi
- Bp. Mujimin
- Bp. Wahyu Nugroho (lurah yang saat ini menjabat).
Acara Bedhol Projo dilaksanakan sebagai bentuk penghormatan terhadap sejarah dan warisan leluhur yang telah membangun dan menjaga Desa Sambirejo. Selain itu, acara ini menjadi pengingat bagi masyarakat untuk terus melestarikan budaya dan menghormati nilai-nilai sejarah yang diwariskan oleh para pendahulu. Pemerintah Desa Sambirejo tetap berkomitmen untuk melestarikan budaya, menjaga nilai-nilai tradisi, serta menghormati jasa-jasa para pemimpin terdahulu hingga masa kini.
Kirab Budaya: Dari Tebing Breksi ke Balai Desa Sambirejo
Kegiatan dimulai dengan kirab budaya berupa arak-arakan dari Tebing Breksi Piroklastik menuju Balai Desa Sambirejo. Kirab ini menjadi pemandangan yang memukau, menampilkan kekayaan budaya lokal yang diiringi oleh musik tradisional dan antusiasme warga.
Sesampainya di Balai Desa Sambirejo, acara dilanjutkan dengan perebutan gunungan sebagai simbol keberkahan dan kebersamaan. Gunungan yang penuh hasil bumi menjadi daya tarik utama dan diperebutkan oleh warga dengan penuh semangat. Selain itu, berbagai hiburan tari-tarian tradisional turut menyemarakkan suasana, memberikan nuansa khas yang memperkaya acara. Beberapa stand UMKM juga membuka lapak bagi wisatawan atau warga Sambirejo haus atau lapar.
Pentas Seni di Amphiteater Tlatar Seneng
Setelah jeda siang, rangkaian kegiatan berlanjut di Amphiteater Tlatar Seneng, Tebing Breksi. Acara sore ini diawali dengan pentas seni Jathilan “Kudho Song Pace,” yang menarik perhatian penonton dengan gerak tari energik dan penuh makna walaupun hujan melanda.
Setelah break Maghrib dan Isya, diawali dengan menyanyikan lagu Indonesia Raya dan acara dibuka oleh sambutan Bapak Lurah Sambirejo. Pada kesempatan ini, penghargaan berupa plakat diberikan kepada berbagai pihak yang berkontribusi besar dalam pengembangan Desa Sambirejo, termasuk Kepala Dinas Tenaga Kerja Dan Transmigrasi Bapak Aria Nugrahadi, St, M.Eng. Ketua Desa Wisata sekaligus Ketua Pengelola Wisata Taman Tebing Breksi Piroklastik Bapak Kholiq Widiyanto, dan Ketua Pokdarwis Tlatar Seneng Bapak Mujimin S.Sos. Penyerahan penghargaan ini menjadi momen apresiasi atas dedikasi mereka dalam memajukan pariwisata lokal.
Hiburan dan UMKM: Menikmati Malam di Sambirejo
Keseruan acara dilanjutkan dengan hiburan dangdutan yang diisi oleh SMS Music. Wisatawan dan masyarakat lokal dapat menikmati malam dengan alunan musik dangdut sembari berbelanja di stand-stand UMKM. Dukungan dari Dinas Koperasi UKM DIY, Sibakul Jogja, dan Desa Wisata Sambi membuat acara ini semakin lengkap. Berbagai produk lokal dari makanan hingga kerajinan tangan tersedia untuk dinikmati.
Penutup: Konser Lavora
Sebagai puncak acara, konser Lavora menyuguhkan hiburan yang spektakuler dan meninggalkan kesan mendalam bagi semua pengunjung. Dengan harmoni musik yang memikat dan lagu yang dibawakan sangat cocok untuk anak muda masa kini tentang asmara , konser ini menjadi penutup sempurna dari rangkaian Bedhol Projo yang berlangsung meriah.
Dengan ada kegiatan Bedhol Projo menjadi bukti nyata bagaimana budaya, tradisi, dan seni dapat menjadi kekuatan untuk membangun kebersamaan dan menarik wisatawan. Dengan dukungan berbagai pihak, acara ini sukses mempromosikan potensi Desa Sambirejo sebagai destinasi wisata yang kaya akan budaya dan kreativitas. Kami sangat berterima kasih pada Dana Kaistimewaaan Yogyakarta yang ikut berkontribusi dalam mendanai demi kelancaran kegiatan Bedhol Projo.
Kegiatan ini dapat disaksikan Kembali di channel youtube HUMAS SAMBIREJO dengan judul Bedhol Projo.
Recent Comments