Dalam mempertahankan kebersihan wisata pasti ada perjuangan di balik layar keindahan wisata, yakni pengelolaan sampah. Pengelola kebersihan Tebing Breksi secara berkala berkeliling setiap harinya untuk mengumpulkan sampah wisata. Bahkan sehari hampir 3-4 kali keliling ke seluruh titik menggunakan armada sampah, semakin banyak kunjungan wisatawan, semakin meningkat pula sampah yang dihasilkan. Seluruh sampah dikumpulkan di Bank Sampah untuk dipilah kembali. Kami pelaku wisata juga melakukan agenda kegiatan Grebeg Sampah rutin minimal 1 bulan sekali untuk memaksimalkan kebersihan di seluruh titik wisata. Indonesia saat ini sedang mengalami darurat sampah termasuk provinsi DIY. Dengan volume sampah harian dan daya tampung terbatas, masalah sampah menjadi bom waktu yang siap meledak. Bahkan TPA Piyungan yang dibuka untuk umum dan kami biasanya membuang sampah disana saat ini resmi ditutup permanen dan mau tidak mau kami harus belajar mengelola sampah mandiri.
Pengelola wisata Taman Tebing Breksi juga berupaya melakukan pengelolaan sampah dengan metode 3R meliputi pengurangan penggunaan bahan dan energi (Reduce), penggunaan kembali barang yang sudah ada (Reuse), dan daur ulang bahan yang sudah tidak terpakai (Recycle). Penerapan kami tentang 3R seperti, saat makan siang pengelola biasanya menggunakan box makanan sekali pakai terbuat dari sterofoam atau kardus , lalu kami mengganti dengan kotak makan yang dapat dicuci kembali untuk mengurangi sampah. Kami mengolah sampah organic menjadi kompos yang dapat difungsikan untuk pupuk tanaman yang ada di Taman Tebing Breksi. Selain itu sampah organik sisa makanan juga kami olah menjadi makanan magot. Magot dapat menjadi nilai jual tersendiri karena sembari mengolah sampah kami juga melakukan budidaya magot. Kami membuat kandang lalat bsf dan mengambil telurnya untuk ditetaskan, baby magot kami berikan makanan hasil olahan sampah organik yang telah digiling dan difermentasi. Untuk sampah seperti botol minuman, kardus, besi sementara ini kami jual ke pengepul rosok dikarenakan kami belum memiliki pengetahuan yang lebih dan alat yang memadai untuk mengolah sampah tersebut. Sampah residu yang tidak dapat di daur ulang seperti pampers,tisu,puntung rokok,kain kemasan pop mie, cup kertas dihancurkan dengan proses pembakaran.
Namun terdapat tantangan utama dalam menjaga kebersihan Tebing Breksi yakni untuk meningkatkan kesadaran pengunjung terhadap kebersihan dan mendorong partisipasi mereka dalam menjaga kelestarian Tebing Breksi. Keberhasilan program pengelolaan sampah akan bergantung pada kerjasama antara pengelola, masyarakat, dan pengunjung dalam menjaga kebersihan dan kelestarian Tebing Breksi. Untuk meningkatkan kesadaran wisatawan kami selaku pengelola berupaya menambah tempat sampah di setiap titik dan memberikan rambu peringatan untuk membuang sampah pada tempatnya.
Recent Comments