Sebelum menjadi seperti sekarang ini, mulai tahun 2015  mayoritas wisatawan mengenal Taman Tebing Breksi sebagai wisata ketinggian yang menyajikan keindahan matahari tenggelam (sunset) serta sebuah tempat belajar dari berbagai kampus tentang struktur bebatuan yang ada dikolasi penambangan masyarakat ini.

Pembukaan tebing breksi sebagai tempat wisata, diawali dengan pembangunan amphitheater “tlatar seneng” menambah adanya spot baru, dilanjutkan dengan pembangunan-pembangunan lain mulai dari ukiran wayang, patung naga, dan salah satunya adalah pembangunan “Kedung Punokawan”.

Pengelola wisata Taman Tebing Breksi melakukan proses pengembangan kedung punokawan dengan konsep mengkolaborasi tentang air dan batu. Pada awalnya pengelola memutuskan untuk melakukan pengembangan berupa pembuatan embung yang berada di sisi utara, selatan dan timur Tebing Breksi. Hal ini bertujuan supaya Taman Tebing Breksi tidaklah terlalu gersang saat musim kemarau. Embung merupakan waduk berukuran mikro yang dibangun untuk menampung kelebihan air hujan di musim hujan. Namun, Embung di Tebing Breksi tidak hanya untuk menampung air hujan namun juga digunakan untuk memelihara ikan-ikan nilla, Terapi, Emas dan lain2. Saat ini, banyak wisatawan yang sering menggunakan embung untuk melakukan terpai ikan di pinggir embung kedepannya hal ini akan kami terapkan untuk Kedung Punokawan.

Kedung Punokawan adalah inisiatif dari pengelola untuk melakukan pengembangan di sebelah barat Embung Tebing Breksi untuk menambah keindahan dan memperbaiki tatanan tempat yang belum jadi 100%. Hal ini karena masih ada beberapa titik yang perlu adanya perbaikan.  Kedung merupakan kolam-kolam buatan Sedangkan Punokawan adalah empat tokoh dalam pewayangan yang bertugas untuk memberikan nasihat kepada ksatria yang diasuh oleh mereka. Lalu, tempat ini mengapa disebut Kedung Punokawan supaya tempat ini mengingatkan bahwasannya pengelola di Taman Tebing Breksi selalu paham tentang adab, sopan dan santun kepada semua orang dan selalu mendengarkan nasihat dan arahan yang membangun entah dari dari ketua pengelola, pemerintah desa, dan pemerintah daerah maupun wisatawan demi kebaikan Taman Tebing Breksi.

Kedung Punokawan dibuat sejak tahun 2020 meskipun demikian, Sedulur Breksi bisa menikmati keindahan pemandangan dan senja di sore hari apabila cuaca cerah. Pancaran cahayanya menyinari “Kedung Punokawan” menjadi sebuah kegiatan yang digemari para kaum milenial untuk ber-swafoto aesthetic. Hal tersebut pastinya lebih instagrammable!

Selain itu Kedung Punokawan sering digunakan untuk pentas Seni Tradisional dan Live Akustik di waktu-waktu tertentu seperti hari besar dan sabtu-minggu.